Digitalisasi dalam Pembelajaran: Antara Keadaan dan Cara Berpikir Guru

 

Bojongsari, Depok Satu

Disrupsi kehidupan sebagai imbas perkembangan dan dinamisasi dalam konteks global telah berimbas pada kehidupan saat ini. Fenomena nyata yang muncul dalam ranah kehidupan saat ini yang menunjukkan bahwa kenyataan yang ada telah menggeser cara pandang dan bertindak banyak individu di dalamnya. Konteks kehidupan yang membawa pergeseran dari ranah fisik menuju digital dalam kehidupan sudah banyak dirasakan hamper di tiap sektor kehidupan. Bidang Pendidikan, adalah salah satu bidang yang turut terimbas dari fenomena kehidupan yang terjadi saat ini. Adanya disrupsi kehidupan muncul sebagai fenomena di tengah masyarakat menjadi kenyataan yang harus diselaraskan dengan proses kehidupan berjalan. Karena pada dasarnya proses adaptasi juga menjadi satu hal yang lumrah harus dilakukan oleh banyak kalangan sebagai bentuk penyesuaian diri dengan zaman yang berkembang.

Guru sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun visi Pendidikan bermutu dan berkualitas memiliki peran sentral di dalamnya. Dalam upaya pencapaian proses Pendidikan yang bermutu, posisi dan peran guru secara praksis tidak dapat dikesampingkan. Sekalipun saat ini sumber pengetahuan banyak di berbagai alternatif lain, tetapi banyak tugas guru yang tidak dapat digantikan dengan apapun. Peran dan posisi guru juga saat ini sudah dijamin secara yuridis sebagaimana tertuang pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Namun demikian, tuntutan profesional harus dapat disematkan pada guru yang memang bekerja di satuan pendidikannya. Secara sadar dan nyata menunjukkan bahwa dirinya layak disebut sebagai seorang profesional di bidang Pendidikan.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan dan zaman yang berkembang maka seorang guru harus cepat menyesuaikan perubahan di lapangan. Konteks kehidupan yang dinamis harus cepat diidentifikasi dan dipetakan oleh seorang guru profesional. Guru tidak dapat memposisikan diri sebagai tiitk statis dalam proses Pendidikan yang dikembangkan. Pendidikan sebagai proses sendiri merupakan variabel yang selalu berubah sejalan dengan perkembangan kehidupan yang terjadi. Perubahan adalah keniscayaan maka terpenting adalah bagaimana seorang guru mampu menyikapi perubahan tersebut secara cepat dan tepat. Dalam hal ini, justru seorang guru harus mampu berinovasi sejalan dengan perubahan yang muncul di lapangan untuk dapat secara tepat mengimplementasikannya dalam pengembangan proses pembelajaran sebagai manifestasi Pendidikan di satuan Pendidikan.

Cara pandang guru profesional tidak bisa memposisikan diri sebagai titik sentral atas pengembangan proses Pendidikan yang dilaksanakan. Hal ini dikarenakan guru juga sebagai bagian dari perubahan itu sendiri. Guru profesional harus mampu memposisikan pada berbagai kondisi yang tepat dengan sikap dan tindaklanjut sebagaimana proses dan fenomena yang berkembang. Nantinya, selaku agent of change maka guru profesional harus mampu memposisikan diri sebagai penengah sekaligus memberikan solusi dan inovasi terhadap pertentangan antara apa yang diharapkan (das solen) denga napa yang terjadi sebagai kenyataan (das sein). Guru profesional harus mampu memposisikan diri sebagai jembatan antara gap yang terjadi dalam fenomena dan isu yang berkembang.

Saat ini, digitalisasi telah menjadi fenomena kehidupan bahkan telah membumi sebagai aktivitas keseharian dalam proses kehidupan sehari-hari. Gaya hidup yang mengarah pada konsep dan konteks disrupsi telah nyata terjadi. Pendidikan sebagai bagian kehidupan pada dasarnya akan seiring sejalan bahkan harus mampu menjadi pionir dalam dinamisasi proses kehidupan. Digitalisasi kehidupan pada dasarnya merupakan salah satu lembaran kehidupan yang muncul sebagai akibat proses akulturasi, asimilasi, dan perpaduan kebudayaan dan proses kehidupan dalam berbagai produk kehidupan yang muncul. Pendidikan harus dapat menunjukkan jati dirinya sebagai pembangun peradaban. Karena pada dasarnya peradaban dibangun atas dasar proses kehidupan sebagai manifestasi proses Pendidikan yang dilaksanakan.

Guru harus mampu menunjukkan bahwa Pendidikan memiliki peran sentral dalam membangun peradaban kehidupan bangsa. Kondisi saat ini, belum semua guru memiliki cara berpikir yang open-minded. Dinamisasi kehidupan selalu membawa perubahan tetapi masih banyak guru yang nyaman dengan kondisinya dan enggan untuk keluar menuju zona aman. Beradaptasi sekaligus berinovasi sejalan dengan perkembangan dan dinamisasi kehidupan itu sendiri. Jika demikian, seorang guru profesional mustahil tercipta dari cara pandang taklik yang enggan dan anti dengan perubahan dan dinamisasi kehidupan. 

Kondisi saat ini sebagaimana diketahui bahwa proses Pendidikan yang mengalami adaptasi karena pandemi harus cepat diselaraskan dengan proses Pendidikan itu sendiri. Guru, harus tetap bekerja untuk mengajar dan mendidik siswa-siswanya dengan proses adaptasi yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Sekalipun satuan pendidikan harus ditutup untuk proses pembelajaran melalui tatap muka di kelas tetapi proses pembelajaran harus terus dilakukan. Oleh karenanya, melalui inisiasi besar seorang gurulah proses pembelajaran melalui daring maupun luring harus dilaksanakan secara optimal. Guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi yang terjadi, mungkin saat ini guru hanya perlu sebatas beradaptasi dalam pemanfaatan platform digital dalam pembelajaran. 

Kondisi yang ada saat ini pada dasarnya bukan penghambat tetapi sebuah tantangan dan kesempatan berinovasi bagi guru untuk mampu mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas. Guru harus mampu mengoptimalkan kondisi yang ada sebagai kesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan diri dalam usaha terciptanya proses pembelajaran yang lebih baik dalam kondisi yang terbatas seperti saat ini. Sekalipun pengembangan pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing tetap esensi pembelajaran itu sendiri harus mampu menciptakan meaningfull learning yang holistik sekaligus komprehensif. 

Stigma negatif yang tersemat pada guru jadul (guru zaman dulu) setidaknya sudah tidak lagi ada pada guru saat ini. Guru yang update dengan berbagai dinamisasi kehidupan dan berinovasi untuk optimalisasi pembelajaran yang dikembangkannya. Guru harus siap dengan perubahan dan dinamisasi yang berkembang. Guru yang selalu siap dengan berbagai tantangan dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk berkembang dan improvisasi diri dalam rangka membangun peradaban yang lebih berarti. Pada akhirnya, terciptalah proses pendidikan yang mampu memanusiakan siswa itu sendiri. Semoga, pandemi secepatnya berakhir dan kelas-kelas di sekolah kembali dibuka dan normal seperti sedia kala kembali normal tetapi tetap optimal. Tetapi, tetap pada kondisi pembelajaran yang berorientasi digital dan futuristik serta mampu menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran nantinya mampu menghadapi kenyataan dan tantangan hidup di masanya nanti. Mereka mampu mengisi kemerdekaan bangsa ini sebagai potensi yang digadang-gadangkan untuk mengisi kemerdekaan dan pastinya tidak menjadi beban negara karena sumber daya manusia yang tidak berkualitas. Digitalisasi dalam pendidikan merupakan salah satu sisi kehidupan yang diadaptasi dalam proses kehidupan. Secara holistik pada dasarnya banyak hal berpengaruh terhadap bagaimana proses kehidupan dijalankan. Salah satunya adalah melalui terciptanya pendidikan bermutu dan berkualitas dengan guru yang kompeten dan professional.(Muhammad Fajri)

SDN Pondok Petir 01

Jl. Reni Jaya Selatan, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok

guru.penulis.fajri27@gmail.com

Posting Komentar

0 Komentar